Beranda | Artikel
Perbedaan Antara Tahrib (penyelewengan) dan Takwil
Senin, 10 September 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Perbedaan Antara Tahrib (penyelewengan) dan Takwil merupakan kajian Islam yang disampaikan oleh: Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Syarah Aqidah Thahawiyah karya Imam Ath-Thahawi rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 5 Dzul Hijjah 1439 H / 17 Agustus 2018 M.

Status Program Kajian Kitab Syarah Aqidah Thahawiyah

Status program Kajian Syarah Aqidah Thahawiyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Jum`at pagi, pukul 06:00 - 07:30 WIB.

Download kajian sebelumnya: Kewajiban Kita Sebagai Hamba Allah

Kajian Tentang Perbedaan Antara Tahrib (penyelewengan) dan Takwil – Syarah Aqidah Thahawiyah

Kembali kita membahas tentang aqidah ahlussunnah wal jama’ah yang merupakan pembahasan paling utama. Ia merupakan pondasi agama Islam ini. Kita melihat dizaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sangat sedikit kemungkaran. Bahkan ketika muncul benih-benih kebatilan itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung meluruskan, memperbaiki dan menepis berbagai kebatilan dan syubhat-syubhat tersebut. Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dan umat semakin jauh dari zaman kenabian, maka mulailah bermunculan berbagai pemikiran dan kesesatan yang semua hal itu dikenal dengan perbuatan bid’ah. Maka semakin jauh zaman dengan zaman kenabian, akan semakin banyak bid’ah dan penyimpangan.

Penyimpangan bid’ah yang tidak ada sumbernya dari ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering kali dinamakan oleh pelakunya sebagai takwil. Tentu ini terlihat lebih halus. Jika dinamakan penyelewengan atau penyimpangan, tentu ini lebih sulit untuk diterima. Itu merupakan propaganda dan cara orang-orang yang menyimpang. Maka sedikit orang yang bisa membedakan antara tahrib (penyelewengan) dan takwil. Rasul telah menjelaskan lafadz Al-Qur’an dan juga maknanya. Tapi begitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, masuklah pemikiran yang berusaha untuk menyelewengkan makna tersebut. Dan tujuan mereka adalah untuk merusak agama. Karena mereka yakin tidak akan mungkin jika secara terang-terangan mereka mengatakan Al-Qur’an tidak benar atau mengingkari lafadz hadits yang shahih.

Bagaimana caranya mereka menjauhkan umat dari kebenaran dan menebarkan kebatilan pemikiran tersebut? Mereka selewengkan makna dan pemahamannya. Mereka menamakan ini sebagai takwil. Karena kalimat “takwil” adalah kata yang ada asal-usulnya dalam syariat. Bahkan dalam Al-Qur’an Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

… وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّـهُ ۗ …

“...tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah...”(QS. Ali-Imran[3]: 7)

Tahrib adalah suatu kebatilan. Tapi takwil menunjukkan kepada tiga makna.

Makna Takwil

Pertama, bermakna tafsir. Itulah maksud perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan do’a beliau terhadap Ibnu Abbas.

Kedua, takwil bermakna akhir kesudahan hakikat sesuatu. Sebagaimana Allah sebutkan tentang Nabi Yusuf bermimpi melihat bulan dan juga matahari sujud kepadanya. Beliau belum tahu takwilnya. Tapi dipenghujung ayat itu disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala begitu beliau telah menjabat sebagai mentri keuangan di Mesir, beliau memanggil saudara-saudara yang telah mendzalimi dia dan juga orang tuanya. Maka begitu sampai di Mesir, beliau posisikan orang tuanya disinggahsana beliau, saudara-saudaranya dimuliakan dan mereka sujud dan mengagungkan Yusuf.

Ketiga, takwil bermakna penjelasan tentang nikmat-nikmat yang Allah janjikan kepada orang-orang yang beriman dalam surga. Hakikatnya hanya Allah yang tahu.

Simak Penjelasan Lengkapnya dan Download MP3 Kajian Tentang Perbedaan Antara Tahrib (penyelewengan) dan Takwil – Syarah Aqidah Thahawiyah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/44629-perbedaan-antara-tahrib-penyelewengan-dan-takwil/